I.
PENDAHULUAN
Berbicara Sejarah
Peradaban Islam (Islamic Civilization) sangat penting dalam dunia
keilmuan tentang islam.
Orang Arab adalah jenis manusia pertama
yang menerima islam yang kemudian membawa panji-panji dan dakwahnya. Maka sudah
sepantasnya jika kita mengenal dan mengetahuinya.
B.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana Sejarah
Bangsa Arab Pra Islam ?
b.
Bagaimana Perjuangan
Dakwah Nabi Pada Periode Mekkah ?
II.
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Bangsa Arab Pra Islam
Kondisi
bangsa Arab sebelum kedatangan Islam, terutama di sekitar Mekah masih diwarnai
dengan penyambutan berhala sebagai Tuhan. Yang dikenal dengan istilah
paganisme. Selain menyembah berhala, di kalangan bangsa Arab ada pula yang
menyembah agama Masehi (Nasrani), agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman,
Najran, dan Syam. Di samping itu juga agama Yahudi yang dipeluk oleh penduduk
Yahudi imigran di Yaman dan Madinah, serta agama Majusi (Mazdaisme), yaitu
agama orang-orang persia.
Demikianlah
keadaan bangsa Arab menjelang kelahiran Nabi Muhammad yang membawa islam di
tengah-tengah bangsa Arab. Masa itu biasa disebut dengan zaman jahiliyah, masa
kegelapan dan kebodohan dalam hal agama, bukan dalam hal lain seperti ekonomi
dan sastra karena dalam dua hal yang terakhir ini bangsa Arab mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Mekah bukan hanya merupakan pusat perdagangan
lokal, tetapi juga sebagai jalur perdagangan dunia yang penting saat itu, yang
menghubungkan antara utara, Syam, dan selatan, Yaman, antara timur, Persia, dan
barat Abesinia dan Mesir.[1]
Bangsa
Arab, terutama Arab bagian utara, dikenal sebagai orang-orang yang memiliki
kemampuan tinggi dalam menggugah syair, dan syair-syair itu diperlombakan dan
yang unggul diantaranya ditulis untuk digantung di ka’bah. Melalui tradisi
sastera tersebut di atas diketahui bahwa peristiwa-peristiwa besar dan penting
secara faktual ikut memberi pengaruh pada dan mengarahkan perjalanan sejarah
mereka. Nilai-nilai yang menyertai peristiwa-peristiwa penting itu mereka
abadikan dengan berbagai cara, seperti kisah, dongeng, nasab, nyanyian, syair,
dan sebagainya.[2]
Ketika Nabi Muhammad Saw. Lahir (570 M), Makkah
adalah sebuah kota yg sangat penting dan terkenal diantara kota-kota di negeri
Arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur
perdagangan yang ramai, menghubungkan Yaman di selatan dan Syiria di utara.
Dengan adanya ka’bah di tengah kota, makkah menjadi pusat keagamaan Arab.
Ka’bah adalah
tempat mereka
berziarah. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal.
Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ketika itu
mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta
mil persegi.
Biasanya
dalam membicarakan wilayah geografis yang didiami bangsa Arab sebelum islam,
orang membatasi pembicaraan hanya pada jazirah Arab, padahal bangsa Arab juga
mendiami daerah-daerah disekitar Jazirah Arab, padahal bangsa Arab juga
mendiami daerah-daerah di sekitar Jazirah. Jazirah Arab memeng merupakan
kediaman mayoritas bangsa Arab kala itu. Jazirah Arab terbagi menjadi dua
bagian besar, yaitu bagian tengah dan bagian pesisir. Di sana tidak ada sungai
yang mengalir tetap, yang ada hanya lembah-lembah berair di musim hujan.
Sebagian besar daerah Jazirah adalah padang pasir sahara yang terletak di
tengah dan memiliki keadaan dan sifat yang berbeda-beda, karena itu ia bisa
dibagi menjadi tiga bagian:
1. Sahara
Langit Memanjang 140 mil dari Utara ke Selatan dan 180 mil dari Timur ke Barat,
disebut juga Sahara Nufud. Oase dan mata air sangat jarang, tiupan angin
seringkali menimbulkan kabut debu yang mengakibatkan daerah ini sukar ditempuh.
2. Sahara
Selatan yang membentang menyambung Sahara langit ke arah Timur sampai Selatan
Persia. Hampir seluruhnya merupakan dataran keras, tandus, dan pasir
bergelombang.
3. Sahara
Harrat, suatu daerah yang terdiri dari tanah liat yang berbatu hitam bagaikan
terbakar. Gugusan batu-batu hitam itu menyebar di keluasan Sahara ini,
seluruhnya mencapai 29 buah.[3]
B. Perjuangan
Dakwah Nabi Pada Periode Makkah
Pada
periode ini, tiga tahun pertama, dakwah Islam dilakukan secara
sembunyi-sembunyi. Nabi Muhammad mulai melaksanakan dakwah Islam dilingkungan
keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah, yang menerima dakwah
beliau, lalu Zaid, bekas budak beliau. Di samping itu, juga banyak orang yang
masuk islam dengan perantaraan Abu Bakar yang terkenal dengan julukan Assabiqunal
awwalun (orang-orang yang lebih dulu masuk
Islam), mereka adalah
Utsman bin Affan, Zubair bin Awwan, Sa’ad bin Abi Waqqash, abdur Rahman bin
‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Abu ‘Ubaidah bin jarrah, dan Al-Arqam bin Abil
Arqam, yang rumahnya dijadikan markas untuk berdakwah (rumah Arqam).
Kemudian
setelah turun ayat 94 Surat Al-Hijr, Nabi Muhammad memulai berdakwah secara
terang-terangan.
Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (QS. Al-Hijr (94)
Banyak
cara dan upaya yang ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi
Muhammad, namun selalu gagal, baik secara diplomatik dan bujuk rayu maupun
tindakan-tindakan kekerasan secara fisik.
Karena
di Mekah dakwah Nabi Muhammad mendapat rintangan dan tekanan, pada akhirnya
nabi memutuskan untuk berdakwah di luar Mekah. Namun, di Thaif beliau dicaci
dan dilempari batu sampai beliau terluka. Hal ini semua hampir menyebabkan Nabi
Muhammad putus asa, sehingga untuk menguatkan hati beliau, Allah mengutus dan
mengisra’ dan memi’rajkan beliau pada tahun ke-sepuluh kenabian itu. Berita
tentang Isra’ Misraj ini menggemparkan masyarakat Mekah. Bagi orang kafir,
peristiwa ini dijadikan bahan propaganda untuk mendustakan Nabi Muhammad.
Sedangkan bagi orang yang beriman ini merupakan ujian keimanan.
Setelah
peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah islam
terjadi, yaitu dengan datangnya sejumlah penduduk Yatsrib (Madinah) untuk
berhaji ke Mekah. Mereka terdiri dari dua suku yang saling bermusuhan, yaitu
suku Aus dan Khazraj yang masuk islam dalam tiga gelombang. Pada gelombang pertama
pada tahun ke-sepuluh kenabian, mereka datang untuk memeluk agama islam dan
menerapkan ajarannya sebagai upaya untuk mendamaikan permusuhan antara kedua
suku. Mereka kemudian mendakwahkan Islam di Yatsrib. Gelombang kedua, pada
tahun ke 12 kenabian mereka datang kembali menemui nabi dan mengadakan
perjanjian yang dikenal dengan perjanjian “Aqabah Pertama”, yang berisi ikrar
kesetiaan. Gelombang ketiga, pada tahun ke-13 kenabian, mereka datang kembali
kepada nabi untuk hijrah ke yatsrib. Mereka akan membai’at nabi sebagai
pemimpin.
Nabi pun akhirnya
menyetujui usul mereka untuk berhijrah. Perjanjian ini disebut perjanjian
“Aqabah Kedua” karena terjadi pada tempat yang sama.
Akhirnya
Nabi Muhammad bersama kurang lebih 150 kaum muslimin hijrah ke Yatsrib. Dan
ketika sampai di sana, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama Yatsrib diubah
menjadi Madinah.
Demikianlah
periode Mekah terjadi. Dalam periode ini Nabi Muhammad mengalami hambatan dan
kesulita dalam dakwah Islamiyah. Dalam periode ini nabi Muhammad belum terfikir
untuk menyusun suatu masyarakat Islam yang teratur, klarena perhatian Nabi
lebih terfokus pada penanaman teologi ayau keimanan masyarakat.[4]
III.
KESIMPULAN
Kondisi
bangsa Arab sebelum kedatangan Islam, terutama di sekitar Mekah masih diwarnai
dengan penyambutan berhala sebagai Tuhan. Masa itu biasa disebut dengan zaman
jahiliyah, masa kegelapan dan kebodohan dalam hal agama, bukan dalam hal lain
seperti ekonomi dan sastra karena dalam dua hal yang terakhir ini bangsa Arab
mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Dalam
periode ini Nabi Muhammad mengalami hambatan dan kesulita dalam dakwah
Islamiyah. Dalam periode ini nabi Muhammad belum terfikir untuk menyusun suatu
masyarakat Islam yang teratur, klarena perhatian Nabi lebih terfokus pada penanaman
teologi ayau keimanan masyarakat.[5]
IV.
PENUTUP
Demikianlah makalah
yang dapat kami sampaikan, tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu, ktitik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna
perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amiiin.
DAFTAR
PUSTAKA
Munir Amin, Samsul, Sejarah
Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
Yatim, Badri, Sejarah
Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Yatim, Badri, Historiografi
Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
[1] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah,
2009), hal. 63
[2] H. Badri Yatim, Historiografi Islam, (Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1997), hal. 27
[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), hal. 9-10
[4] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah,
2009), hal. 65-68
[5] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah,
2009), hal. 65-68
Have something even more distinctive? :-) Being an example, ratings or even posts with reference to used tools for sale.
ReplyDeleteCan I subscribe to your site content? :)
Here is my web blog: proper safety gear for your woodworking project
Greate post. Keep posting such kind of info on your site.
ReplyDeleteIm really impressed by your site.
Hey there, You've performed a fantastic job. I'll certainly digg it
and in my opinion suggest to my friends. I'm sure they'll
be benefited from this site.
Have a look at my web page homes ideas ()
Wow....remarkable blog post and material on this page. Your articles here are truly informative!!!!
ReplyDelete:-) Any existing RSS feed on this website?! I had been looking out
for consistently new material with regards to b2b lead generation company.
Feel free to visit my webpage :: tops tips about lead generation for everyone
Merkur 46c Review - Merkur 46c Review
ReplyDeleteMerkur 46c is 메리트 카지노 주소 a very reliable and versatile safety razor 바카라 with a stylish chrome finish. The Merkur 46c is a stylish and dependable 제왕카지노 razors,