Assalamu'alaikum Sahabat ISLAM
Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.
Teknik
pengumpulan data berdasarkan tekniknya ada tiga macam, yaitu melalui wawancara
(interview), angket (kuesioner), dan observasi.
A.
Interview
(wawancara)
Wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk nememukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.
1.
Macam-macam
Wawancara
Esterberg
mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur,
semiterstruktur, dan tidak terstruktur.
a.
Wawancara
Terstruktur
Wawancara
terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini
setiap responden diberi pertanyaan yang sama, maka diperlukan training kepada
calon pewawancara.
b.
Wawancara
semiterstruktur
Jenis
wawancara ini termasuk dalam kategori in-dept interview, di mana dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana
pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
c.
Wawancara
tidak terstruktur
Wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara
ini sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang
lebih mendalam tentang subyek yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti belum
mengetahui secara pasti data yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih
banyak mendengarkan apa yang akan diceritakan oleh responden.
Informasi atau data yang diperoleh dari
wawancara sering bias (menyimpang dari seharusnya), sehingga dapat dinyatakan
data tersebut subyektif dan tidak akurat. Kebiaaan data ini akan tergantung
pada pewawancara, yang diwawancarai dan situasi serta kondisi pada saat
wawancara.
2.
Langkah-langkah
Wawancara
Licoln
dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan
wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu
a.
Menetapkan
kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
b.
Menyiapkan
pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
c.
Mengawali
atau membuka alur wawancara
d.
Melangsungkan
alur wawancara
e.
Mengkonfirmasikan
ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
f.
Menulis
hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
g.
Mengidentifikasi
tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
B.
Kuesioner
(angket)
Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat
pertanyya atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila penelititahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu dengan pasti apa yang bisa diharapkan dari
responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.
1.
Prinsip
Penulisan Angket
Uma
sekaran mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik
pengumpulan data, yaitu prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip
penulisan angket:
a.
Isi
dan tujuan pertanyaan
b.
Bahasa
yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan berbahasa responden.
c.
Tipe
dan bentuk pertanyaan
Tipe pertanyaan
dalam angket dapat terbuka atau tertutup.
d.
Pertanyaan
tidak mendua
e.
Tidak
menanyakan yang sudah lupa
f.
Pertanyaan
tidak mengiring
Pertanyaana
dalam angket sebaiknya tidak mengiring ke jawaban yang baik saja atau ke jelek
saja.
g.
Panjang
petanyaan
Pertanyaan
dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, agar tidak membuat jenuh
responden.
h.
Urutan
pertanyaan
Urutan
pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik,
atau dari hal yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat responden
untuk menjawab.
i.
Prinsip
pengukuran
Sebelum
instrumen angket tersebut diberikan pada responden, perlu diuji validitas dan
reliabilitas terlebih dahulu, supaya diperoleh data penelitian yang valid dan
reliabel.
j.
Penampilan
fisik angket
Penampilan
fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau
keseriusan responden dalam mengisi angket.
C.
Observasi
Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis.
Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar.
1.
Macam-macam
Observasi
Dari
segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant
observation dan non participant observation.
a.
Observasi
berperanserta
Dalam
observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi
partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
b.
Observasi
nonpartisipan
Dalam
observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen.
Sedangkan dari segi instrumentasi
yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan
menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
a.
Observasi
terstruktur
Observasi
terstruktur adalah observasi yang telah dirancanag secara sistematis, tentang
apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Misalnya penelitian
kuantitatif.
b.
Observasi
tidak terstruktur
Observasi
tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu
secara pasti tentang apa yang akan diamati. Misalnya observasi dalam penelitian
kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena fokus penelitian belum
jelas.
2.
Manfaat
Observasi
Menurut Patton dalam Nasution (1988),
dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut.
a.
Dapat
diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.
b.
Memperoleh
pengalaman langsung, sehingga memungkinkan menggunakan pendekatan induktif.
Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan.
c.
Peneliti
dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain.
d.
Peneliti
dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden dalam
wawancara.
e.
Peneliti
memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
0 komentar:
Post a Comment